Melepas Siksa di Penghujung Tahun
Surya
berlabuh menyinari dunia, Putri menyanyikan kotak hitam memberi isyarat ayam
telah berkokok. Ahad, hati bergetar rikala ajakan seorang Putri menghibur dunia
cinta. Rindu terasa oleh berlarinya waktu melahirkan rasa ingin segera
berjumpa. Surya berkawan menemani rasa rindu untuk segera berlari mengejar
hati. Stanplat menjadikan saksi perjumpaan dengan Putri yang begitu bahagia.
Senyum manis ia lontarkan di hadapan dua mata berseri.
“ayo cepat”, ajak Adam
“bentar, ini nunggu temanku dl”, jawab putri
Tanpa
respon jawaban Putri, Adam pun segera menstarter maticnya. Dengan berjalan
lambat sembari menanti dua hati akhirnya
berhenti di samping area larangan merokok. Bermenit – menit menanti dua hati
tibalah dua pasang roda kecil menghadiri Putri dan Adam.
“ayo kamu duluan”, ucap sepasang insan
“saya nggak tau jalanya, kamu aja
yang duluan”,
jawab Adam
Berlibur
pun terlaksana siang itu, sengatan terik matahari tak menjadikan halangan untuk
mendinginkan rasa rindu, reaksi bahagiapun terpancar di wajah dua pasang
kekasih mesra. Ribuan roda berputar memadati suasana kota di teriknya matahari
siang itu, hingga kemacetan di beberapa traffict light pun terjadi. Panggilan
ALLAH berkumandang menandakan saatnya untuk menghapiri bangunan berku’bah.
Lampu sen ia nyalakan dan berhentilah di depan bangunan berku’bah. Biarpun
sedang menikmati hati yang bungah di temani Putri cantik, empat rakaat lini
siang pun tak dibiarkan lepas begitu saja. Rasa syukur terasa ketika kebahagian
tak melupakan Sang Pencipta. “Gaul boleh
tp Sholat jangan kau tinggalkan”
Ekspedisi
berlanjut mengarah kawasan wisata Mangunan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sirkuit alam perbukitan tak kalah padat ratusan kuda besi dari berbagai kota
menuju kawasan wisata Mangunan, Bantul, Yogyakarta. Antrean panjang terjadi
ketika puluhan mesin bersiap – siap melintasi Sirkuit maut. Setiba di gerbang
utama mengarah kawasan wisata Hutan Pinus, sandingan kembar berhenti di bawah
pohon besar menuntaskan meeting ala trip.
“Dimana?”, Tanya Gadis berbaju biru
“Terserah prim” jawab Putri
“lha dimana kok?”, jawab Gadis berbaju biru kembali
“lha aku juga kagak tau, yaah..
terserah deh mau kemana aja?”
jawab Putri kedua kalinya,
“jujur sekali nih anak kalau
kagak tahuan arah tujuan”,
Ucap Adam dalam hati
Sandingan
kembar mulai bingung arah tujuan. Di Tanya kemana jawabnya terserah, lha trus
kemana ini sontak layar touchscreen mereka keluarkan. Nggak tau buat apa mereka
mengeluarkan layar touchscreenya, kali aja buat browsing bagaimana mengatasi orang bingung? atau malah tanya mbah google trus aku kudu pie? hahahaha
Ternyata
tidak, mereka malah asiikk membuka pesan WhattAaps masing-masing, emang agak
aneh nih anak bingung menentukan arah tujuan bukanya mencari solusi malah asikk
WhattAaps’an. WhatsApps siapa itu?? Men..
curi..gakan.. padahal pasangan hatinya ia sanding. Misal ketahuan Gaswat nih mereka bisa – bisa jadi beda judul nanti.
hahahaha
“Yaudah, cari arah paling jauh
dulu aja nanti pulang tinggal menyisir”, ungkap Adam dengan tegas
Kemudian
piringan kecil pun kembali berputar setelah Adam memutusi arah tujuan. Ketika
melihat di sebuah papan hijau jarak tempuh lokasi yang akan dituju kurang lebih
1,5 km namun selama ekspedisi mereka merasa ragu sehingga sandingan kembar ini
berhenti di sebuah tikungan tajam tepi jurang. Duo hati ini kembali membuka
perangkat canggihnya, kali ini tidak membuka pesan WhatsAaps namun membuka
Google maps untuk mencari lokasi yang akan dituju. Dengan perangkat canggih
miliknya, mereka tak menemukan hasil sehingga mereka berputar kearah jam 12.
“jadi kemana ini?”, tanya John sambil menikmati
erduanya
“yaudah naik kearah tadi aja
gimana”, jawab
Adam
Setelah
jarum berputar 15 kali mereka tiba di sektor alam terbuka yang di tumbuhi
ribuan pohon yang menjulang tinggi berdiameter kira – kira 25 – 40 cm. Mereka langsung di sambut keindahan
alam yang mempesona.
“asikk nih sayang seandainya tadi
bawa hammock”,
Kata Adam
“lha tadi kok kamu juga kagak
bawa sih sayang, padahal aku pengen kek gituan”, jawab Putri dengan menujukan jari
tanganya kearah hammock yang telah di singgahi sepasang kekasih.
Masih
bertahan di rest area maticnya, Quad insan ini melepaskan sesuatu yang menempel
di tubuhnya. Layaknya di tipi – tipi meraka pun bahkan sempat untuk berias
mempesona diri. Tiba di sebuah gubug bambu bernuasakan alam Putri melontarkan
seutas kertas bergambar I Gusti Ngurah Rai untuk mendapatkan empat helai kertas
kuning sebagai penghargaan terlepasnya rasa rindu. Nuansa alam begitu memikat
ratusan insan berperangkat dikala rasa rindu terhempas derasnya naluri merubah
kesejukan jiwa. Kaum hijau muda ini berpisah menghibur dua hati. Sembari
mentadzabburi alam, obrolan hingga bisikan halus pun keluar dari indera mereka.
Ntah nggak tau apa yang mereka obrolkan, mungkin aja tentang masa depan cintanya
atau bahkan mereka berunding untuk mempersiapkan Pesta Wedding mereka, bermimpi
dulu maksutnya.hehehe tapi yaaa… nggak tau juga sih.. kan mereka juga yang
ngobrol berbisik – bisik kenapa aku jadi kepooin mereka sih.. nggak penting
amat.. udah ah biarin aja lagian mereka udah dewasa wajar kan kalau berbisik –
bisik berdua..hehe jangan baper loh yaa…haha J
Janji
berlari begitu kencang, 5400 jantung berdetak tanpa terasa Qolbu merasa belum
puas menjauhkan rasa rindu. Rasa ingin selalu dekat dengan pujaan hati tak bisa
ia bohongi, terucap bisikan perasaan menambah keceriaan pujaan hati. Tatapan
kedua indera membuktikan kenyamanan hati duo insan lawan jenis ini. Keindahan
bunga di taman menambah romantisme duo insan berkasih meyakinkan bukti cinta
kepada lawan jenisnya. Tak peduli rasa enggan mereka tersisitivi oleh ratusan
makhluk mengabadikan moment pungkas tahun.
“Sayang, udah jam 3 mau pulang
kapan?”, Canda Putri
“nanti ah, belum puas aku..
rasanya ingin selalu dekat denganmu terus kok sayang”, Jawab Canda pujaan hati Putri
dengan penuh kemesraan.
“lha ini udah jam 3 nanti sampe
rumah jam berapa, sayang juga belum sholat kan?”,
Belum sempat
ia jawab, Pria berkulit suci itu memutarkan kepalanya di balik background
sepasang makhluk Tuhan.
“lhooh… kemana mereka bedua
tadi?”, Ucap Pria
itu dengan ekspresi terkejut merasa kehilangan background romantisnya tersapu
angin ntah kemana
“berarti mereka udah muncak
sayang”, Putri
mencoba menenangkan sikap terkejut Pria pujaan hatinya itu.
Empat
tungkai secara bergantian meninggalkan batang pohon tempat ia bersanding untuk
memonitor sepasang umat berkaos biru. Hadirnya rasa lelah mengakhiri pencarian
dua insan lawan jenis itu.
“Yaudah kita tunggu disini aja
sayang”, ungkap
Adam di sebuah halte alam dekat gubug bamboo di hibur dua botol mineral.
15 kali
jarum berputar pada porosnya sepasang insan berkostum biru langit ini menghampiri
keromatisan insan kembar terhibur oleh dinginnya kemasan tirta. Mereka
melangkahkan kedua pondasi untuk segera menghapus jejak bergantian dengan matic
hitam. Di bawah penantian sanak keluarga mereka masih teringat akan kewajiban
yang belum mereka tunaikan. Bangunan berkubah mereka temukan di area perkampungan
dekat rumah sakit berdinding hijau cerah menambah keindahan indera melihat.
Jarum didinding bangunan berkarpet hijau itu menunjukan sudut 120 derajat.
Seusai menghadap Yang Maha Kuasa, ekspedisi “kundhur” mereka lanjutkan dengan matic
hitam sembari mentadzaburi keindahan Ciptaan Yang Maha Sempurna.
“Maa Syaa ALLAH, luar byasa
keagungan Ciptaanya”,
Ucap lelaki tampan dalam hati ketika melihat keagungan ciptaan-Nya.
Padatnya
lingkar perbukitan hargo dumilah menyisakan rasa tak terucap yang singgah dalam
raga. Tepat jarum jam bersinggah, waktu menyaksikan tenggelamnya Sang Surya.
Tubuh terasa begitu nikmat ketika menghentikan matic hitamnya di galeri amunisi
kota Bramen Bersinar. Penantian suguhan manis menghiasi Qolbu sepasang indera
dengan indera kembar dihadapanya. Hingga
sejumlah suguhan yang mereka minta tersaji, satu persatu ia tamatkan. Obrolan
kasih tercipta suasana jiwa ingin selalu bersama memilikinya. Kerlap kerlip
lampu di taman merubah suasana membenarkan raga untuk segera menghampiri sanak
saudara. Rasa aneh muncul ketika kekasih hati kerabat kental Putri memenuhi
sejumlah nominal punya ketampanan kasih. Keributan terjadi antara Putri dengan
sejoli kerabat SMA nya. Tanpa membuang ucap mereka tetap tak mau mengalah
dengan Putri. Berlanjut matic hitam berperang melawan rasa sakit, Putri nampak
gelisah ketika sepasang kerabat SMA nya tak mau berganti nasib.
“ini gimana sayang, aku jadi
nggak enak sama mereka, masak dari kemaren mereka terus yang bayarin’’, kata Putri
“makanya aku juga berperasaan
nggak enak sama mereka, kira – kira gimana lagi ya sayang untuk membalas
kebaikan mereka sama kita”,
ucap kekasih cintanya
“apa gini aja besuk kapan – kapan
mereka kita ajak main apa makan bareng lagi tapi kita harus pandai mencuri
kesempatan untuk membalas kebaikan mereka”, tambahnya
“iyaa gapapa sayang, iyaa besuk
gitu aja tapi jangan dalam waktu dekat ini biar mereka tidak curiga”, Ungkapan persetujuan Putri
“Oke sayang.. shiyaapz lapan enam..”, jawab kekasih Putri dengan
mantap.
Matic
hitam terus berjuang menyelesaikan peranya untuk menghantarkan Putri kembali ke
penantian sanak saudaranya. Panggilan Ibadah awal malam itu terdengar di
sepanjang lintasan menuju penantian sanak saudara. Akhir cerita kami tutup
dengan bacaan hamdalah, Alhamdulillahi Rabbil ‘alaamiin Laa haula walaa
quwwataillabilaah.. Look forward to the next story.. see you..
Tidak ada komentar: