Melepas Siksa di Penghujung Tahun

Januari 04, 2018
Surya berlabuh menyinari dunia, Putri menyanyikan kotak hitam memberi isyarat ayam telah berkokok. Ahad, hati bergetar rikala ajakan seorang Putri menghibur dunia cinta. Rindu terasa oleh berlarinya waktu melahirkan rasa ingin segera berjumpa. Surya berkawan menemani rasa rindu untuk segera berlari mengejar hati. Stanplat menjadikan saksi perjumpaan dengan Putri yang begitu bahagia. Senyum manis ia lontarkan di hadapan dua mata berseri.
“ayo cepat”, ajak Adam
“bentar, ini nunggu temanku dl”, jawab putri
Tanpa respon jawaban Putri, Adam pun segera menstarter maticnya. Dengan berjalan lambat sembari menanti dua hati  akhirnya berhenti di samping area larangan merokok. Bermenit – menit menanti dua hati tibalah dua pasang roda kecil menghadiri Putri dan Adam.
“ayo kamu duluan”, ucap sepasang insan
“saya nggak tau jalanya, kamu aja yang duluan”, jawab Adam
Berlibur pun terlaksana siang itu, sengatan terik matahari tak menjadikan halangan untuk mendinginkan rasa rindu, reaksi bahagiapun terpancar di wajah dua pasang kekasih mesra. Ribuan roda berputar memadati suasana kota di teriknya matahari siang itu, hingga kemacetan di beberapa traffict light pun terjadi. Panggilan ALLAH berkumandang menandakan saatnya untuk menghapiri bangunan berku’bah. Lampu sen ia nyalakan dan berhentilah di depan bangunan berku’bah. Biarpun sedang menikmati hati yang bungah di temani Putri cantik, empat rakaat lini siang pun tak dibiarkan lepas begitu saja. Rasa syukur terasa ketika kebahagian tak melupakan Sang Pencipta. “Gaul boleh tp Sholat jangan kau tinggalkan”



Ekspedisi berlanjut mengarah kawasan wisata Mangunan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Sirkuit alam perbukitan tak kalah padat ratusan kuda besi dari berbagai kota menuju kawasan wisata Mangunan, Bantul, Yogyakarta. Antrean panjang terjadi ketika puluhan mesin bersiap – siap melintasi Sirkuit maut. Setiba di gerbang utama mengarah kawasan wisata Hutan Pinus, sandingan kembar berhenti di bawah pohon besar menuntaskan meeting ala trip.
“Dimana?”, Tanya Gadis berbaju biru
“Terserah prim” jawab Putri
“lha dimana kok?”, jawab Gadis berbaju biru kembali
“lha aku juga kagak tau, yaah.. terserah deh mau kemana aja?” jawab Putri kedua kalinya,
“jujur sekali nih anak kalau kagak tahuan arah tujuan”, Ucap Adam dalam hati
Sandingan kembar mulai bingung arah tujuan. Di Tanya kemana jawabnya terserah, lha trus kemana ini sontak layar touchscreen mereka keluarkan. Nggak tau buat apa mereka mengeluarkan layar touchscreenya, kali aja buat browsing bagaimana mengatasi orang bingung? atau malah tanya mbah google trus aku kudu pie? hahahaha
Ternyata tidak, mereka malah asiikk membuka pesan WhattAaps masing-masing, emang agak aneh nih anak bingung menentukan arah tujuan bukanya mencari solusi malah asikk WhattAaps’an. WhatsApps siapa itu?? Men.. curi..gakan.. padahal pasangan hatinya ia sanding. Misal ketahuan Gaswat nih mereka bisa – bisa jadi beda judul nanti. hahahaha
“Yaudah, cari arah paling jauh dulu aja nanti pulang tinggal menyisir”, ungkap Adam dengan tegas
Kemudian piringan kecil pun kembali berputar setelah Adam memutusi arah tujuan. Ketika melihat di sebuah papan hijau jarak tempuh lokasi yang akan dituju kurang lebih 1,5 km namun selama ekspedisi mereka merasa ragu sehingga sandingan kembar ini berhenti di sebuah tikungan tajam tepi jurang. Duo hati ini kembali membuka perangkat canggihnya, kali ini tidak membuka pesan WhatsAaps namun membuka Google maps untuk mencari lokasi yang akan dituju. Dengan perangkat canggih miliknya, mereka tak menemukan hasil sehingga mereka berputar kearah jam 12.
“jadi kemana ini?”, tanya John sambil menikmati erduanya
“yaudah naik kearah tadi aja gimana”, jawab Adam
Setelah jarum berputar 15 kali mereka tiba di sektor alam terbuka yang di tumbuhi ribuan pohon yang menjulang tinggi berdiameter kira – kira 25 –  40 cm. Mereka langsung di sambut keindahan alam yang mempesona.
“asikk nih sayang seandainya tadi bawa hammock”, Kata Adam
“lha tadi kok kamu juga kagak bawa sih sayang, padahal aku pengen kek gituan”, jawab Putri dengan menujukan jari tanganya kearah hammock yang telah di singgahi sepasang kekasih.
Masih bertahan di rest area maticnya, Quad insan ini melepaskan sesuatu yang menempel di tubuhnya. Layaknya di tipi – tipi meraka pun bahkan sempat untuk berias mempesona diri. Tiba di sebuah gubug bambu bernuasakan alam Putri melontarkan seutas kertas bergambar I Gusti Ngurah Rai untuk mendapatkan empat helai kertas kuning sebagai penghargaan terlepasnya rasa rindu. Nuansa alam begitu memikat ratusan insan berperangkat dikala rasa rindu terhempas derasnya naluri merubah kesejukan jiwa. Kaum hijau muda ini berpisah menghibur dua hati. Sembari mentadzabburi alam, obrolan hingga bisikan halus pun keluar dari indera mereka. Ntah nggak tau apa yang mereka obrolkan, mungkin aja tentang masa depan cintanya atau bahkan mereka berunding untuk mempersiapkan Pesta Wedding mereka, bermimpi dulu maksutnya.hehehe tapi yaaa… nggak tau juga sih.. kan mereka juga yang ngobrol berbisik – bisik kenapa aku jadi kepooin mereka sih.. nggak penting amat.. udah ah biarin aja lagian mereka udah dewasa wajar kan kalau berbisik – bisik berdua..hehe jangan baper loh yaa…haha J



Janji berlari begitu kencang, 5400 jantung berdetak tanpa terasa Qolbu merasa belum puas menjauhkan rasa rindu. Rasa ingin selalu dekat dengan pujaan hati tak bisa ia bohongi, terucap bisikan perasaan menambah keceriaan pujaan hati. Tatapan kedua indera membuktikan kenyamanan hati duo insan lawan jenis ini. Keindahan bunga di taman menambah romantisme duo insan berkasih meyakinkan bukti cinta kepada lawan jenisnya. Tak peduli rasa enggan mereka tersisitivi oleh ratusan makhluk mengabadikan moment pungkas tahun.
“Sayang, udah jam 3 mau pulang kapan?”, Canda Putri
“nanti ah, belum puas aku.. rasanya ingin selalu dekat denganmu terus kok sayang”, Jawab Canda pujaan hati Putri dengan penuh kemesraan.
“lha ini udah jam 3 nanti sampe rumah jam berapa, sayang juga belum sholat kan?”,
Belum sempat ia jawab, Pria berkulit suci itu memutarkan kepalanya di balik background sepasang makhluk Tuhan.
“lhooh… kemana mereka bedua tadi?”, Ucap Pria itu dengan ekspresi terkejut merasa kehilangan background romantisnya tersapu angin ntah kemana
“berarti mereka udah muncak sayang”, Putri mencoba menenangkan sikap terkejut Pria pujaan hatinya itu.
Empat tungkai secara bergantian meninggalkan batang pohon tempat ia bersanding untuk memonitor sepasang umat berkaos biru. Hadirnya rasa lelah mengakhiri pencarian dua insan lawan jenis itu.
“Yaudah kita tunggu disini aja sayang”, ungkap Adam di sebuah halte alam dekat gubug bamboo di hibur dua botol mineral.
15 kali jarum berputar pada porosnya sepasang insan berkostum biru langit ini menghampiri keromatisan insan kembar terhibur oleh dinginnya kemasan tirta. Mereka melangkahkan kedua pondasi untuk segera menghapus jejak bergantian dengan matic hitam. Di bawah penantian sanak keluarga mereka masih teringat akan kewajiban yang belum mereka tunaikan. Bangunan berkubah mereka temukan di area perkampungan dekat rumah sakit berdinding hijau cerah menambah keindahan indera melihat. Jarum didinding bangunan berkarpet hijau itu menunjukan sudut 120 derajat. Seusai menghadap Yang Maha Kuasa, ekspedisi “kundhur” mereka lanjutkan dengan matic hitam sembari mentadzaburi keindahan Ciptaan Yang Maha Sempurna.
“Maa Syaa ALLAH, luar byasa keagungan Ciptaanya”, Ucap lelaki tampan dalam hati ketika melihat keagungan ciptaan-Nya.
Padatnya lingkar perbukitan hargo dumilah menyisakan rasa tak terucap yang singgah dalam raga. Tepat jarum jam bersinggah, waktu menyaksikan tenggelamnya Sang Surya. Tubuh terasa begitu nikmat ketika menghentikan matic hitamnya di galeri amunisi kota Bramen Bersinar. Penantian suguhan manis menghiasi Qolbu sepasang indera dengan  indera kembar dihadapanya. Hingga sejumlah suguhan yang mereka minta tersaji, satu persatu ia tamatkan. Obrolan kasih tercipta suasana jiwa ingin selalu bersama memilikinya. Kerlap kerlip lampu di taman merubah suasana membenarkan raga untuk segera menghampiri sanak saudara. Rasa aneh muncul ketika kekasih hati kerabat kental Putri memenuhi sejumlah nominal punya ketampanan kasih. Keributan terjadi antara Putri dengan sejoli kerabat SMA nya. Tanpa membuang ucap mereka tetap tak mau mengalah dengan Putri. Berlanjut matic hitam berperang melawan rasa sakit, Putri nampak gelisah ketika sepasang kerabat SMA nya tak mau berganti nasib.
“ini gimana sayang, aku jadi nggak enak sama mereka, masak dari kemaren mereka terus yang bayarin’’, kata Putri
“makanya aku juga berperasaan nggak enak sama mereka, kira – kira gimana lagi ya sayang untuk membalas kebaikan mereka sama kita”, ucap kekasih cintanya
“apa gini aja besuk kapan – kapan mereka kita ajak main apa makan bareng lagi tapi kita harus pandai mencuri kesempatan untuk membalas kebaikan mereka”, tambahnya
“iyaa gapapa sayang, iyaa besuk gitu aja tapi jangan dalam waktu dekat ini biar mereka tidak curiga”, Ungkapan persetujuan Putri
“Oke sayang.. shiyaapz lapan enam..”, jawab kekasih Putri dengan mantap. 



Matic hitam terus berjuang menyelesaikan peranya untuk menghantarkan Putri kembali ke penantian sanak saudaranya. Panggilan Ibadah awal malam itu terdengar di sepanjang lintasan menuju penantian sanak saudara. Akhir cerita kami tutup dengan bacaan hamdalah, Alhamdulillahi Rabbil ‘alaamiin Laa haula walaa quwwataillabilaah.. Look forward to the next story.. see you..


Tidak ada komentar:

PandesIT. Diberdayakan oleh Blogger.